Anggota Sinode
Gereja Kristus Teluk Naga

Visi : Gereja yang Misioner
Misi : Menjadi jemaat yang sehat dengan Berakar, Bertumbuh dan Berbuah melalui Koinonia, Diakonia, Marturia
Ibadah Umum I : Minggu - Pkl. 07.30 WIB
Ibadah Umum II : Minggu -Pkl. 10.00 WIB
Sekolah Minggu : Minggu - Pkl. 08.00 WIB
Persekutuan Remaja : Sabtu - Pkl. 18.00 WIB
Persekutuan Pemuda : Sabtu - Pkl. 18.00 WIB
Persekutuan Pria : Kamis - Pkl. 19.30 WIB
Persekutuan Wanita : Sabtu - Pkl. 10.00 WIB
Persekutuan Usia Indah : Selasa - Pkl. 10.00 WIB
Alamat
Desa Pangkalan, RT 007/08, No.30 Kec. Teluk Naga, Tangerang, 15510Telepon
(021) 55930870Berawal tahun 1967-an ketika Ny. Nio Tjoei Eng alm – ibunda Tn. Nio Siong Liang alm, seorang dari anggota Jemaat Gereja Kristus Ketapang yang merindukan kerabat dan keluarganya di desa (Desa Pangkalan – Kampung Melayu) juga mengenal dan mendapat kasih karunia keselamatan surgawi (Kis. 16 : 31 ), maka diajaklah seorang Hamba Tuhan yang bersahaja yaitu Bpk. Frans Zohar beranjak dari kota besar Jakarta menuju ke sebuah desa kecil untuk mencari dan memenangkan jiwa – jiwa di sana.
Tiba di desa di rumah keluarga besar Ny. Lim San Nio alm ibunda Ny. Nio Tjoei Eng, Tn. Yap Djok Kian alm (Kakak) serta Tn. Yap Kiam Soen (keponakan) yang sampai sekarang sebagai saudara dekat kami. Maka dimulailah kumpul – kumpul ibadah keluarga, mulai dari 1 kali sebulan hingga kemudian tiap – tiap hari sabat Tuhan. Mulailah dengan berkumpul anak cucu keluarga ini, kemudian para tetangga dekat sampai terbentuk kebaktian kanak – kanak waktu itu (Sekolah Minggu saat ini).
Dari sinilah mulai terpatri sebuah kesetiaan dari seorang Hamba Tuhan Pdt. Em. Frans Zohar melayani dengan hati dan ketulusan hingga pada hari ini saudara kami membaca catatan ini (1968 – 1978). Pelayanan selanjutnya diteruskan oleh Guru Injil (Pnt. K) Max Killis pada tahun 1978 – 1986, dan dari tahun 1986 pelayanan diteruskan oleh Pdt. Jusak H. Mulyatan sampai tahun 1995.
Anggota jemaat berlatar belakang etnis Tionghoa (99 %) dan yang lainnya merupakan pendatang dari Sumatra, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur. Masyarakat di sekitarnya adalah etnis Betawi dan kebanyakan beragama Islam serta etnis Tionghoa (Keturunan) yang kebanyakan beragama Budha. Ada beberapa orang dari etnis Betawi yang sudah percaya karena pernikahan.